Lupa sikat gigi sebelum ke dokter gigi? Duh, musibah banget, apalagi dokternya ganteng dan berlesung pipi kayak Dokter Edwin. Hancur sudah kesan pertama Ria di mata si dokter tampan! Bukan cuma pusing mikirin gigi, Ria juga dibuat senewen oleh keluarganya yang berlomba-lomba mencarikan dia blind date. Ria dituntut nikah, secepatnya! Dan entah jodoh, entah lelucon semesta, salah satu blind date-nya ternyata Dokter Edwin yang itu. Curhat dan minta tips pada Arga, sahabatnya yang playboy cap buaya, juga nggak membantu. Apakah akhirnya Ria bisa lepas dari status single tanpa membuat hatinya penuh tambalan seperti nasib giginya? Prolog: ANGGAP saja semua kisah cinta itu manis dikenang. Termasuk waktu menunggu di restoran mewah, berduaan sama gadget tersayang, bolak-balik melirik ke bagian atas layar, menghitung menit. Anggap saja melirik ke arah pintu masuk dan beberapa kali beradu pandang dengan pengunjung di meja lain, juga dengan para pramusaji yang seolah mengatakan, ”Mbak-nya duduk doang, nggak pesan apa-apa lagi?” sebagai latihan menahan malu. Sepertinya semua pasangan akan melalui tahap itu. Anggaplah, itu latihan kesabaran sebelum menikah. Tapi, terkadang Ria bertanya-tanya, sebenarnya berapa orang yang benar-benar beruntung bisa menikahi cinta pertamanya? Dan beberapa dari mereka yang benar-benar bahagia dengan pernikahannya? Coba lihat kakaknya, Jacqueline, yang lagi-lagi hamil besar. Anak keempat, kalau menghitung kehamilannya sebelum ini—yang menurut kondisi medis harus digugurkan atau Jacqueline bisa kehilangan nyawa. Oke lah, Noah, cinta pertama kakaknya, memang mapan. Rumah mereka besar, dua tingkat, lima kamar, plus garasi yang muat diisi tiga mobil CRV. Ria bahkan bisa ikutan tinggal di sana tanpa membuat pasangan itu terganggu dengan kehadirannya. Mereka malah terus-menerus menambah keturunan tanpa terhalang kehadiran orang lain yang menumpang di rumah mereka. Meski menurut pengamatan Ria, Noah cuma mesra kalau ada maunya. Kalau Jacqueline sedang hamil lagi, Noah bakal kembali menghilang dan memilih bermesraan dengan pekerjaannya.