Country | |
Publisher | |
ISBN | 9786235869254 |
Format | PaperBack |
Language | Bahasa |
Year of Publication | 2023 |
Bib. Info | xviii, 100p. ; 20cm |
Categories | History |
Product Weight | 150 gms. |
Shipping Charges(USD) |
Ada banyak kesaksian yang menceritakan bagaimana operasi pembersihan yang dilakukan oleh tentara dan didukung berbagai organisasi pemuda ini dilakukan secara brutal, tanpa mengindahkan hukum dan penghormatan hak asasi, dan lebih merupakan aksi balas dendam yang tak jelas ujung pangkalnya. Peristiwa yang memakan korban besar ini telah membius banyak orang dan secara tak sadar menyetujui berbagai pembunuhan yang terjadi. Di mana utusan Zending dan misionaris Belanda yang ada di Indonesia pada saat-saat krisis kemanusiaan itu? Menarik membaca buku Pembingkaian dan Penekanan: 50 Tahun Kemudian (Refleksi kritis utusan Zending & Missi Belanda atas G30S dan peristiwa dramatis sesudahnya) ini. Ternyata kalangan gereja juga mengalami kegagapan dan kegamangan dalam membaca situasi. Sebagian besar mensyukuri kehancuran kaum kiri dan kejatuhan Sukarno karena hal ini mengakibatkan gereja mengalami panen umat. Hanya sedikit di antara para utusan Zending dan misionaris Belanda yang merasa terganggu hati nuraninya. Mereka membuat sejumlah catatan atas tragedi kemanusiaan di Indonesia yang hingga kini masih meninggalkan berbagai tanda tanya. - Stanley Adi Prasetyo Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 2007-2012 Pada episode kesejarahan tertentu, siapa pun bisa terjebak dalam dinamika politik dan keamanan, apalagi di era Perang Dingin menjelang 1950an. Di Indonesia, banyak pihak termakan propaganda anti-PKI yang kemudian menjadi salah satu babak buruk kemanusiaan di Indonesia. Buku ini memberi pelajaran berharga, bahwa jalan politik kekerasan bukanlah metode terbaik mengatasi kontestasi ideologi dan kekuasaan. - Hendardi Tokoh Hak Asasi Manusia, Ketua SETARA Institute, Jakarta.