Tiket Bodong. Sebuah cerpen yang dijadikan sebagai judul utama buku ini menyoroti persoalan dilematik seorang pegawai pemerintah yang hidup di bawah tekanan penguasa. Ia mesti menyisihkan hati Nurani bahkan merelakan kebenaran dibungkam. Tentu saja, cerita-cerita seperti ini telah banyak diekspos oleh banyak penulis. Namun, apa jadinya jika cerita serupa ditulis oleh yang mengalaminya? Yaitu penulisnya sendiri. Cerita seperti itu bukan satu-satunya yang dapat menyadarkan pembaca pada sebuah realitas. Ya, terkadang masih banyak yang beranggapan bahawa tulisan fiksi adalah khayalan penulis. Tetapi, dengan membaca buku ini, akan ditemukan banyak sekali hal-hal yang realistis dan membuka wawasan berpikir. Cerita-cerita yang dihadirkan pun tampak ringan dan segar sehingga mudah dimengerti alur dan peristiwanya. Buku ini sangat direkomendasikan untuk para pembaca yang haus cerita-cerita satire dan penuh tantangan.