Dalam fungsinya puisi bisa dikatakan sebagai alat penyampai apa pun yang menjadi kegelisahan atau kecamuk pikiran. Apa yang dirasa, dilihat, didengar bisa menjadi pintu masuk untuk menghasilkan puisi. Jadi, puisi bisa lahir dari berbagai peristiwa, bisa peristiwa biasa atau peristiwa luar biasa. Yang penting, bagaimana fakta itu menjadi fiksi, diperlukan sentuhan imajinasi, asosiasi sampai pada perkara metafora. Perangkat itulah yang membedakan puisi (sastra) dengan berita atau Sejarah. Selalu, peristiwa dalam puisi berfungsi menghidupkan imajinasi dan asosiasi pembaca. Teks (puisi) jadinya memiliki alat kait konteks. Itulah yang mungkin hendak dituangkan oleh Indra Anwar dalam buku kumpulan puisi ini. Diksi-diksi peristiwa laut menjadi symbol bagi penulis untuk memberikan pemakanan lain pada pembaca; disadari oleh kita bahwa laut memiliki kehidupan yang tidak biasa dengan daratan. Ini seolah mencerminkan pada puisi-puisi dalam buku ini bahwa kehidupan tidak biasa-biasa saja. Ada aroma perjuangan, petualangan, kegelisahan pikiran, kemelut perasaan tercermin pada setiap baitnya, menghadirkan suatu proses kehidupan yang runcing, bergelombang bahkan menyimpan badai sepertu kehidupan di laut. Puis-puisi yang berkarakter, saying jika terlewat untuk dibaca.