Diskursus mengenai sejarah pemberontakan Parta Komunis Indonesia (PKI) menjadi perdebatan setiap menjelang 30 September. Perdebatan di televisi selalu menyajikan para narasumber yang mampu menjelaskan saksi mata baik dari sisi keluarga korban maupun yang dituduh pelaku, tokoh politik, hingga para akademisi. Namun perdebatan yang selalu muncul setiap tahun tidak memiliki dampak yang jelas, selain hanya membentuk wacana mengenai informasi yang benar dan salah. Analisis wacana menjadi hal yang menarik dalam riset terutama ketika berkaitan dengan perkembangan teknologi. Keunggulan teknologi dalam memproduksi informasi menjadi tantangan bagi para khalayak terutama masyarakat dalam membahas isu tertentu. Namun publik terkadang tidak memiliki daya nalar kritis untuk mengidentifikasi bagaimana cara menganalisis kepentingan dari aktor tertentu serta apa yang membuat beberapa aktor berpendapat demikian. Buku ini merupakan hasil penelitian yang sengaja dipublikasikan dengan tujuan menambah cara pandang baru bagi masyarakat mengenai analisis wacana para elite Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama tentang ideologi kiri. Buku ini cukup berat dibaca namun berkontribusi pada analisis kritis terhadap wacana atau berbagai informasi yang beredar di media grup WhatsApp dalam memandang peristiwa kelam mengenai sejarah komunisme di Indonesia. Meskipun tema yang diambil merupakan peristiwa lama bagi sejarah Indonesia, buku ini mampu menyajikan cara pandang baru dilihat dari perspektif para elite kedua organisasi masyarakat Islam terbesar.