Berbisnis bagi perempuan pesisir Madura tidak hanya berfungsi sebagai sarana mencari nafkah dan mendukung kegiatan ekonomi keluarga, tetapi juga memiliki nilai-nilai penting seperti prestise (harga diri), eksistensi, dan aktualisasi diri (self-actualization). Meskipun umumnya perempuan Madura menyadari bahwa mencari nafkah adalah tanggung jawab lelaki, namun mereka juga berperan aktif dengan mengelola hasil tangkapan ikan suami, baik dijual mentah maupun setelah dipanggang dan dikeringkan. Bagi perempuan Madura, berbisnis atau berdagang ikan bukan hanya sekadar pekerjaan, melainkan bagian integral dari etos kerja mereka. Mereka memahami bahwa partisipasi mereka dalam aktivitas ekonomi tidak bertentangan dengan ajaran Islam, selama dilandasi oleh nilai-nilai seperti kejujuran, ikhlas, amanah, saling rida, tanpa unsur penipuan (gharar), dan tanpa adanya pihak yang menzalimi atau terzalimi. (Islamic Womens-Madura/Pride/Sociology)